"Bang, baksonya satu", kata Refi kepada abang penjual bakso
"Satu biji doang baksonya fi? Emang cukup?" tanya Rio
"Bukaaan gitu pak Rio..... maksud saya 1 mangkok", jawab Refi
"Oooh, satu mangkok, makanya yang jelas kalau ngomong..... Lho? Bukannya lo kalo makan bakso jarang pake mangkok ya? Hahahaha" kata Rio
"Enak aje! Kalo ga pake mangkok gimana makannya?! Hahaaaha", Refi tertawa
Sore itu mereka berdua baru saja pulang dari sekolahnya, mampir untuk mengisi perut di sebuah gerobak bakso yang berada tidak jauh dari SMA tempat mereka bersekolah. Rio dan Refi memang sudah lama bersahabat, mereka sudah bersahabat sejak Sekolah Dasar, hampir setiap hari mereka selalu menghabiskan waktu dan mengerjakan tugas dari sekolah bersama-sama, bahkan terkadang mereka suka bercerita soal pacarnya masing-masing.
"Wah, baksonya mantap fi!", kata Rio sambil memakan bakso
"Hmm? Masa? Ah sama aja kok kayak bakso yang lain, bulet bulet juga, hahaha", kata Refi
"Ya iyalah bakso bulet ! Masa segitiga!", kata Rio
Mereka pun akhirnya selesai makan.
"Mau langsung pulang aja nih?", tanya Refi kepada Rio
"Ya pulang lah, emangnya mau kemane lagi? mau ngamen?", kata Rio
"ngamen? Ya ampuuun..... Itu kan pekerjaan loo..... Hahaha", kata Refi
"Jiahahaha! Enak aja!", jawab Rio.
Mereka pun pulang, menggunakan sepeda motor milik Rio, karena rumah mereka 1 arah, Refi pun diantar sampai ke depan rumahnya.
Hari pun berganti, Matahari mulai menampakan sinarnya, orang-orang memulai aktifitas seperti biasanya, Rio dengan mengendarai sepeda motornya datang ke rumah Refi untuk berangkat ke sekolah bersama-sama.
"Eeeeh....... ni ojek udah maen nongol aje pagi-pagi..... Hihihi", kata Refi sambil cekikikan
"Wees! Penampilan udh keren-keren gini dibilang ojek, bukan, yang bener itu SINDEN!", kata Rio
"Jiah! Mana ada Sinden naek motor", kata Refi
"Ada aja kali, kan Sinden juga manusia, hahahaaa, udah ah, berangkat, ntar telat", kata Rio
Pada hari-hari itu tidak ada yang special, hingga pada suatu hari Refi tersadar kalau Rio akhir-akhir ini agak menjauhinya, Rio jarang menemuinya lagi, SMS dari Refi pun tak pernah dibalas.
"Yo, kok lo jadi aneh sih? gue ada salah ya sama lo?", isi SMS Refi pada Rio
Namun seperti biasa, tidak ada balasan SMS dari Rio.
Saat hari-hari itu Refi tidak bersama Rio seperti biasanya,dia bergaul bersama teman-temannya yang lain dan dia menjadi lebih sering mengunjungi Toko DVD langganannya, mungkin dia sudah agak melupakan Rio, karena dia menyangka Rio pun sepertinya juga sama.
"Rio kemana? Kok hari-hari ni kamu jarang kelihatan sama dia lagi?", tanya Manda, pacar Refi
"Ga tau deh kemana tu orang, ngilang ga jelas", kata Refi
"Mungkin dia lagi sibuk kali.....", kata Manda
"Mungkin.....", kata Refi
Pada suatu malam Refi melamun di meja belajarnya, matanya tertuju pada sebuah foto, foto dia dan Rio saat masih Sekolah Dasar.
"Fi, makan dulu sana, udah disiapin ibu tuh di meja", kata Ayah Refi
"Nanti aja yah, Refi belum laper...", kata Refi
"Kamu kenapa? Kok ngelamun sambil ngeliatin foto?", tanya Ayahnya
"Ini soal Rio yah, dia sekarang agak menjauh dari Refi", jawab Rio
"Kamu ga usah khawatir, dia pasti punya alasan kenapa sekarang-sekarang ini agak menjauh, kamu harus percaya, seorang sahabat tidak akan pernah meninggalkan sahabatnya tanpa alasan", kata Ayah Refi.
Refi pun sedikit agak tenang sekarang berkat kata-kata Ayahnya itu.
Rio memang benar-benar menjauhi Refi, disekolah pun mereka tidak saling menyapa, tidak ada kata-kata, seperti orang bermusuhan, hingga pada suatu saat ada SMS dari Rio untuk Refi
"Hai fi, pa kabar??", kata Rio di SMS nya
Refi pun membalas,
"Penting lo nanyain kabar gue?", kata Refi
Rio tidak membalas SMSnya lagi, Refi agak bingung dengan sikap Rio, dia bertanya-tanya dalam hati, apakah dia punya salah kepada Rio sehingga Rio menjauhinya?.
Sudah hampir 2 minggu Rio tidak menyapa Refi lagi, tepat pada hari itu adalah tanggal ulang tahun Refi, Refi mendapat ucapan, hadiah, atau bahkan kejutan dari teman-teman disekolahnya, tapi Rio, sahabatnya, tidak ada mengucapkan selamat ulang tahun kepada Refi.
Sore hari Refi pun pulang, begitu sampai dirumahnya, dia langsung berganti baju dan berbaring di sofa dan menonton tv, tidak lama setelah itu, bel rumah pun berbunyi, Refi membuka pintu, dan ternyata Rio datang ke rumahnya.
"Fi, nih, hadiah dari gue, selamat ulang tahun ya! Hehe", kata Rio sambil memberikan sebuah Jaket warna biru dan hitam, Jaket yang selama ini Refi sangat inginkan, Refi pun agak kaget
"Lho? Lo masih inget?", tanya Refi
"Yaiyalah!! Kita udah sahabatan dari kecil, masa hari ulang tahun aja lupa", jawab Rio
"Terus kemaren-kemaren itu kenapa lo kayak ngejauhin gue?", Refi bertanya lagi
"Itu salah satu kejutan gue, biar lo ga tenang menjelang hari ultah lo, hahahaha", kata Rio
"Ah, sadis bener..... ada ada aja lo! Hahaha, thanks ya buat Jaketnya, gue dari dulu pengen banget Jaket ini", Refi tertawa
"Iya sama-sama..... Kita kan sahabat, lo inget janji persahabatan kita waktu masih kecil ga?" tanya Rio
"Kita akan mempertahankan persahabatan ini selamanya, itu kan?", kata Refi
"Iya, haha, simpel amat ya tu Janji persahabatannya", kata Rio
"Simpel n ga ribet, nah loh! Udah kayak Embel-embel kartu GSM aje...", kata Refi
"hahaha! Trus kan ada lagunya, Persahabatan bagai kepocong....", kata Rio
"Kepocong? KEPOMPONG kali pak !!! Hahahaha!", Refi tertawa, lalu dia melanjutkan,
"Ada ada aja ah... Eh eh, dari tadi kita dipintu, masuk yuk, selama lo ngejauh, gue jadi pengoleksi DVD Film Action n Animasi dadakan, mau nonton?", tanya Refi
"Wah rame tuh kayaknya..., mau dah, itung-itung hiburan gratis, hehe", kata Rio.
Pada hari-hari setelah itu, Refi dan Rio selalu bersama-sama lagi, mereka berdua berjanji akan berusaha selalu menjaga persahabatan yang sudah lama mereka dapat itu hingga selama-lamanya.....
http://cerpen.net/cerpen-remaja/sahabat-selamanya.html
Minggu, 13 Februari 2011
Sahabat Selamanya
00.33
Anzilina Nisa'
0 komentar:
Posting Komentar